Oleh: Vita Zadin [Septiana Puspita]
SERIBU HARI DI JURANG KERINDUAN
Berlari aku terkatung-katung
Meremas mata yang tak kunjung meneteskan tirta
Padahal luka telah berjejal hingga panas
Di sela-sela tulang hitamku yang mengeras.
Tempurungku bagai awan
Mudah terhempas oleh angin malam
Melemas lunglai bak daging yang mau dipanggang
Karena telah seribu hari menanti di jurang kerinduan.
PUISI MALAS
Aku malas, memandang mata yang tak mau ku pandang
Mendengar rintik yang tak bisa ku tadah
Meraba hawa yang tak bisa ku hirup
Mencium aroma lezat yang tak bisa ku lahap
Merindu fajar yang enggan bersinar
Aku malas memuisikanmu yang menjagalku
DERAIAN DARAH KEHAMPAAN